Seni Memberi dan menerima Feedback di Kantor

2024-01-23 09:43:51

Share Via

Pernahkah kamu mendengar istilah “performance review” dan langsung merasa gugup? Tenang, kamu tidak sendirian, banyak karyawan dan manajer di seluruh dunia yang merasakan hal serupa. Salah satu alasan kita gugup adalah karena seringkali otak kita menganggap penilaian kinerja sebagai sesi menegangkan dimana kita diberikan komentar dan kritik tentang pekerjaan, atau sebaliknya, kita yang memberikan kritik kepada seseorang. Tak jarang prosesnya justru membuat orang sakit hati atau baper sehingga feedback/umpan balik/masukan tersebut tidak terserap dengan baik. Memberikan umpan balik merupakan sebuah skill, sama seperti skill lainnya, dibutuhkan latihan untuk melakukannya dengan baik. Dalam artikel ini, kami memberikan beberapa tips tentang cara memberikan dan menerima umpan balik secara efektif.

Memberi umpan balik:

  • Spesifik dan relevan. Jangan hanya mengatakan "kamu perlu meningkatkan kinerja", berikan contoh spesifik tentang apa yang perlu perbaiki. Kamu bisa memberikan masukan dengan template Saya - sebab - akibat - saran. Contoh: Saya perhatikan cara kamu bekerja belum terstruktur, akibatnya divisi lain jadi repot untuk mengelola datanya, saran saya kamu bisa pakai tools x untuk mempermudah kerjamu.
  • Fokus pada perilaku. Daripada mengatakan "kamu orang yang malas", katakan perilakunya "kamu sering terlambat datang ke kantor."
  • Berikan umpan balik secara konstruktif. Fokuslah pada hal-hal yang dapat rekanmu lakukan untuk meningkatkan kinerja mereka.
  • Berikan umpan balik secara tepat waktu. Jangan menunggu setahun sekali untuk memberikan umpan balik, berikan secara rutin sehingga rekanmu dapat segera menerapkan saran tersebut. Jika perlu, beri isyarat kepada orang tersebut sehingga ia tidak kaget saat menerima masukan.

Menerima umpan balik:

  • Ingat, umpan balik, meski mungkin terasa tak nyaman, sebenarnya adalah bentuk kepedulian dan upaya agar kamu berkembang.
  • Beri ruang pada rekanmu untuk menyampaikan poin mereka tanpa interupsi. Fokuslah memahami isinya, bukan terjebak pada perasaan.
  • Jangan sungkan untuk meminta penjelasan lebih lanjut bila ada bagian yang kurang jelas atau ambigu. Pastikan kamu benar-benar memahami pesannya.
  • Pantau perkembangan dirimu dan lihat apakah perbaikan yang dilakukan mengarah pada hasil yang positif.

Semoga tips di atas dapat mengubah perspektif kamu terhadap umpan balik sehingga sesi tersebut tidak lagi menakutkan. Semua orang pasti pernah mendapatkan kritik dan masukan selama hidup, jadi jika ada lahan kosong jangan dijadikan lahan tembak, mari jadikan lahan untuk bertumbuh.